Selasa, 23 Oktober 2012
Penggunaan Sensor Photoelectric (Through Beam)
Beberapa bulan yang lalu ada seorang teman yang meminta tolong kepada saya untuk membuatkan saya sebuah mesin pencetak roti sekaligus mesin yang bisa menghitung jumlah roti yang dibuat. Maklum, dia punya home industry yang membuat roti dengan omzet yang lumayan banyak, bahkan mencapai ribuan. Jika semuanya dilakukan secara manual akan memakan banyak waktu, tenaga dan juga materi, begitu kata beliau. Karena dulu saya belum mendapatkan ilmu yang belum terlalu tinggi maka saya hanya bisa menjawab 'suk ben wae mas, aku rung isoh'.
Maka dari itu, pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai sensor yang digunakan untuk mesin tersebut. Walaupun mesin yang akan digunakan masih dalam angan-angan, tapi kurang lebihnya seperti inilah mesin dan sensor tersebut bekerja.
Mesin akan dirancang secara semi otomatis, jadi campur tangan si pemilik usaha tersebut masih diperlukan. Mesin dirancang sebagai mesin pencetak dan penghitung kue saja, sedangkan untuk adonan maupun proses sebelumnya adalah pekerjaan manusia.
Mesin menggunakan konveyor sebagai penggerak, sensor trough beam diletakkan pada sisi konveyor (berseberangan), sedangkan untuk mencetak roti dibutuhkan sebuah aktuator pneumatic yaitu, double acting cylinder.
Bahan-bahan yang dibutuhkan:
1. Sensor trough beam
2. LCD untuk display jumlah kue
3. 5/2 way single solenoid valve
4. Double acting cylinder
5. PLC
6. Motor untuk menggerakkan konveyor
7. Air service unit
8. Power Supply
9. Kompresor
10. Counter
11. Reed Switch sebagai limit switch 1 dan limit switch 2
Cara kerja:
Mesin bekerja dengan menekan tombol start, kemudian sebelum meletakkan adonan ke dalam konveyor counter harus diatur terlebih dahulu agar setelah jumlah roti tercapai maka sistem akan berhenti. Setelah parameter diatur maka langkah selanjutnya adalah membentuk adonan berbentuk bola dengan ukuran tertentu, adonan yang sudah terbentuk diletakkan diatas konveyor sehingga akan berjalan mengikuti konveyor. Setelah adonan menabrak cahaya dari emitter sensor photoelectric maka counter akan aktif dan menampilkan angka pada LCD display, motor penggerak konveyor berhenti dan silinder bergerak ke bawah untuk mengepres adonan sehingga adonan dapat tercetak sesuai yang diinginkan. Saat piston silinder mencapai posisi maksimal (reed switch 2 aktif) sensor akan mati dan silinder akan bertahan pada posisi tersebut selama 1 detik agar adonan tercetak sempurna. Setelah 1 detik, silinder akan kembali ke posisi minimal dan mengaktifkan reed switch 1 maka konveyor akan kembali berjalan dan sensor juga akan aktif. Kemudian proses akan berulang kembali. Setelah parameter jumlah roti tercapai maka kontak pada counter akan menonaktifkan sistem sehingga mesin berhenti berjalan sebagai tanda kepada pekerja bahwa jumlah roti yang diinginkan sudah terpenuhi. Untuk mengaktifkan sistem kembali maka yang diperlukan hanyalah mereset sistem dan mengatur ulang parameter.
Dalam sistem ini yang pertama menjadi kendala adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan. Tapi demi sebuah kepuasan biaya mungkin nomer 2. Perkiraan jumlah biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 4.000.000,00
Dalam sebuah sistem tentu saja terdapat kelebihan dan kekurangan, untuk kritik dan saran mengenai sistem yang saya buat silahkan meninggalkan komentar.
Dibuat oleh FX. Cristiyanto 111113035
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akan lebih menarik apabila diberi gambar blok diagram atau skema rangkaian yang menunjukkan keseluruhan sistem.
BalasHapus